Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

PAHALA MENGHATAMKAN AL-QUR'AN

Gambar
Rasulullah SAW ungkap pahala khatam Alquran dan panduan khataman. عن عبد الله بن عمروٍ رضي الله عنه قال: قلتُ: يا رسول الله، في كَم أختم القرآنَ؟ قال: اختِمْه في كل شهر، قلتُ: إني أطيق أفضل من ذلك، قال: اختمه في خمسٍ وعشرين، قلت: إني أطيق أفضل من ذلك، قال: اختمه في خمس عشرة، قلت: إني أطيق أفضل من ذلك، قال: اختمه في عشرٍ، قلت: إني أطيق أفضل من ذلك، قال: اختمه في خمسٍ، قلت: إني أطيق أفضل من ذلك، قال: فما رخَّص لي(31) Suatu hari Abdullah bin Amru bin Ash bertanya kepada Rasulullah SAW. ''Wahai Rasulullah, berapa lama aku sebaiknya membaca Alquran?'' Beliau menjawab, ''Khatamkanlah dalam satu bulan.'' Abdullah berkata lagi, ''Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Khatamkanlah dalam dua puluh lima hari.'' Abdullah berkata lagi, ''Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.'' Beliau menjawab, ''Khatamkanlah dalam lima belas hari.'' Abdullah berkata lagi, ...

PERUMPAMAAN SEORANG MUKMIN YANG MEMBACA AL-QURAN

Gambar
  عن أبي موسى الأشعري -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «مثَلُ المؤمن الذي يقرأ القرآن مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ: ريحها طيب وطعمها طيب، ومَثَل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمَثَلِ التمرة: لا ريح لها وطعمها حُلْوٌ، وَمَثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانَة: ريحها طيب وطعمها مُرٌّ، وَمَثَل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحَنْظَلَةِ: ليس لها ريح وطعمها مُرٌّ ».     [ صحيح.] - [متفق عليه .] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan seorang mukmin yang suka membaca Al Qur’an seperti buah Utrujjah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al Qur’an seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang suka membaca Al Qur’an seperti buah raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak suka membaca Al Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit”. Ilustrasi profetik di atas memberikan pesan kuat bahwa membaca Al...

NUZULUL QUR'AN

Gambar
Nuzulul Quran adalah waktu di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Di Indonesia lazim diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan, umumnya di malam hari. Hampir di seluruh tempat di Nusantara mengadakan seremoni layaknya memperingati Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan hari besar lainnya.  Banyak cara masyarakat mengisi acara Nuzulul Quran, mulai dari tumpengan, pengajian, istighotsah, tahlil, khataman Al-Qur’an, dan sebagainya.  Sementara Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar (Surat al-Qadar ayat 1), yaitu malam paling spesial di bulan suci, malam yang sangat diharapkan seluruh umat Muhammad, ia lebih baik dari pada seribu bulan. Pendapat yang paling populer bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh akhir bulan Ramadhan, salah satu indikasinya Nabi sangat menekankan I’tikaf dan ibadah lainnya di waktu-waktu tersebut.  Pertanyaannya kemudian, bagaimana korelasi antara dua narasi di atas? Mengapa bisa berbeda antara peringatan Nuzulul Quran dan diturun...

HINDARI KERESAHAN HATI

Gambar
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] . وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ " [حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن] Terjemah hadits /  ترجمة الحديث   : Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “ (Riwayat Muslim) Dan dari Wabishah bin ...

SAKTAH DALAM AL-QUR'AN

Gambar
SAKTAH DALAM AL-QUR'AN   1. Saktah dalam QS al-Kahfi ayat 1-2:    الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا (١) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا  (٢)    “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok, (Dia menurunkan Al-Qur’an) sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik” (QS Al-Kahfi: 1-2).   Ini adalah contoh saktah pada alif perubahan dari tanwin. Hikmah adanya saktah dalam lafadz (عِوَجًا) adalah menampik kesalahpahaman di telinga pendengar bahwa lafadz (قَيِّمًا) yang bermakna lurus sebagai sifat/na’at dari lafadz (عِوَجًا) yang bermakna beng...

PENTINGNYA MONDOK DI PESANTREN

Gambar
Dawuh Almukarom Wal Muhtarom KH. Labib Shodiq (Pengasuh Ponpes Al Hikmah 1 Benda, Sirampog, Brebes) Tentang Pentingnya Mengirim Putra-Putri Kita Ke Pondok Pesantren. Orang mondok itu sama halnya sedang menerima warisan dari para Nabi, karena Nabi itu tidak mewariskan harta dunia tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa bisa mengambilnya, berarti orang tersebut mendapatkan bagian/warisan yang sangat sempurna. Yang kedua, orang yang mondok itu berarti sedang di kehendaki baik oleh Allah, karena Nabi Muhammad SAW bersabda: مَنْ يُرِيدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا  يُفَقِّهُ فِيْ الدِّيْن  "Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka dia akan di pintarkan dalam ilmu agama" Dimana tempatnya? Ya jelas di pondok pesantren, tidak mungkin ilmu agama ada di pasar atau di sekolah umum, jelas ada di pondok pesantren. Jadi, hakekatnya orang yang mondok itu berarti orang tersebut sedang di kehendaki baik oleh Allah. Seberapa kemuliaan orang dihadapan Allah? Jawabannya ya seberapa ilmunya orang te...

HARTA YANG WAJIB DI KELUARKAN ZAKATNYA

Gambar
  KAJIAN KITAB SAFINATUNNAJA/KASYIFATUSSAJA Zakat. Harta yang wajib di keluarkan zakatnya ada enam macam, yaitu: 1. Binatang ternak. 2. Emas dan perak. 3. Biji-bijian (yang menjadi makanan pokok). 4. Harta perniagaan. Zakatnya yang wajib di keluarkan adalah 4/10 dari harta tersebut. 5. Harta yang tertkubur. 6. Hasil tambang. Syar h  atau Penjelasan Kitab  Safinah an-Najah Harta atau banda yang wajib dizakati ada enam macam. Pertama, binatang ternak. Yang dimaksud dengan binatang ternak yang wajib dizakait yaitu Unta, sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan Jaran tidak wajib dizakati. Kedua, emas dan perak. Ketiga, pertanian dan tumbuh-tumbuhan yang ditanam dalam kebiasaan para petani yang wajib dikeluarkan zakatnya sepersepuluh, 10%. Keempat, harta dagangan. Ada beberapa syarat bagi harta dagangan yang wajib dizakati, di antaranya yaitu harta secara sempurna milik sendiri, harta diniati untuk berdagang, sudah mencapai satu tahun (haul), dan nilainya sudah mencapai satu nishab...
  Home Ekonomi Syariah Tafsir Khutbah Hikmah Sirah Nabawiyah Bahtsul Masail Ubudiyah Gallery Lainnya HOME KHUTBAH HIKMAH EKONOMI SYARIAH BATHSUL MASAIL UBUDIYAH FIQIH DIFABEL WARISAN ZAKAT NIKAH VIDEO FOTO DOWNLOAD ZAKAT Hukum Zakat Fitrah dalam Bentuk Uang Rabu 29 Juni 2016 06:01 WIB BAGIKAN: Ulama Syafi’iyyah sepakat bahwa zakat fitrah tidak boleh diberikan kepada penerima zakat (mustahiq) dalam bentuk uang. Meskipun seperti itu, praktiknya di beberapa daerah di Indonesia masih banyak yang kurang memahami kesepakatan ulama ini.  ADVERTISEMENT Menyikapi fenomena itu, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan Jawa Tengah, memberikan penjelasan terkait zakat dengan menggunakan uang atau melalui uang. Terma melalui uang artinya alat tukar tersebut hanya sebagai perantara sehingga penyaluran zakat tetap dalam bentuk makanan pokok.  Di sini panitia menjelaskan bahwa konsep-konsep tersebut sesuai dengan ketentuan syariat, tapi mas...
  حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ لَا يَصُومُ إِلَّا مَنْ أَجْمَعَ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَائِشَةَ وَحَفْصَةَ زَوْجَيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ ذَلِكَ 560. Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Nafi' dari Abdullah bin Umar berkata; "Tidak ada puasa kecuali bagi orang telah yang meniatkan puasa sebelum fajar." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab dari Aisyah dan Hafshah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti di atas .

SYARAT DAN RUKUN PUASA

Gambar
Syarat wajib adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah. Seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya. Sedangkan rukun adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam sebuah ibadah.  Adapun syarat pertama seseorang itu diwajibkan menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan, yaitu ia seorang muslim atau muslimah. Karena puasa adalah ibadah yang menjadi keharusan atau rukun keislamannya, sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam Turmudzi dan Imam Mu عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ  “Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata: saya mendengar Rasu...

HUKUM BERSETUBUH DI SIANG HARI RAMADHAN

  HADITS KE-507 BULUGHUL MARAM   وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: هَلَكْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ. قَالَ: وَمَا أَهْلَكَكَ ? قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى اِمْرَأَتِي فِي رَمَضَانَ، فَقَالَ: هَلْ تَجِدُ مَا تَعْتِقُ رَقَبَةً? قَالَ: لَا قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ? قَالَ: لَا قَالَ: فَهَلْ تَجِدُ مَا تُطْعِمُ سِتِّينَ مِسْكِينًا? قَالَ: لَا, ثُمَّ جَلَسَ, فَأُتِي اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِعَرَقٍ فِيهِ تَمْرٌ. فَقَالَ: تَصَدَّقْ بِهَذَا , فَقَالَ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنَّا? فَمَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَحْوَجُ إِلَيْهِ مِنَّا, فَضَحِكَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ، ثُمَّ قَالَ:اذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ )  رَوَاهُ اَلسَّبْعَةُ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku telah celaka. Beliau bertan...