KHUTBAH JUMAT
INGAT MATI
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ
وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ
وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْاٰنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ
الْقُرْاٰنِ: إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ (الزمر: ٣٠)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar
khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk
senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu
wata’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
seluruh yang diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّكَ
مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ (الزمر: ٣٠)
Maknanya: “Sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati” (QS
az-Zumar: 30).
Suatu ketika,
Malaikat Jibril ‘alaihissalam datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dan berkata kepadanya:
يَا
مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ
مُفَارِقُهُ (رواه الحاكم)
Maknanya: “Wahai
Muhammad, hiduplah selama yang engkau kehendaki, sungguh engkau akan mati. Dan
cintailah orang yang engkau kehendaki, sungguh engkau akan berpisah dengannya”
(HR al-Hakim). Allah ta’ala tidak
menciptakan kita untuk hidup selamanya di dunia yang sementara ini. Tidak pula
sekadar agar kita makan, minum, dan tenggelam dalam gemerlap dan kesenangan
duniawi. Melainkan untuk memerintah kita agar beribadah kepada-Nya. Allah
ta’ala berfirman
:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ (الذاريات: ٥٦)
Maknanya: “Dan
tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali untuk Kuperintahkan
mereka agar beribadah kepada-Ku” (QS adz-Dzariyat: 56). Seseorang yang selalu berintrospeksi dan
beramal untuk kehidupan setelah kematian dialah orang yang cerdas. Sedangkan
orang yang lemah dan bodoh adalah orang yang menuruti hawa nafsunya sehingga
melanggar larangan Allah ta’ala, melewati batas-batas-Nya dan melakukan
perbuatan-perbuatan dosa, lalu ia berharap agar Allah mengangkat derajatnya dan
memulaikannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Janganlah kita tertipu oleh banyaknya harta dan keluarga. Baginda
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَتْبَعُ
الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ، يَتْبَعُهُ
أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
(رواه البخاريّ ومسلم)
Maknanya: “Orang yang meninggal diikuti oleh
tiga perkara, dua akan kembali dan satu lainnya akan tetap bersamanya. Ia
diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Maka keluarga dan
hartanya akan kembali (ke rumahnya) sedangkan amal perbuatannya tetap
bersamanya” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Karenanya hendaklah kita arahkan fokus dan pusat perhatian kita kepada
amal kita. Sebab jika amal kita baik, maka kita akan mendapatkan balasan baik
atasnya. Dan jika perbuatan kita buruk, maka kita telah menghadapkan diri kita
pada murka dan siksa Allah. Karena itulah, disunnahkan mempercepat dan
menyegerakan proses pemakaman orang yang meninggal. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ،
فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا، وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ
فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ (رواه البخاريّ)
Maknanya:
“Bercepat-cepatlah membawa jenazah. Jika jenazah itu adalah orang shalih,
berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika tidak, berarti
kalian telah menyingkirkan kejelekan dari pundak kalian” (HR al-Bukhari). Jika seseorang meninggal dunia dan dipikul
di atas keranda untuk dikuburkan, maka rohnya berada di atas keranda. Roh
seorang mukmin yang bertakwa, karena begitu berbahagia dan merindukan nikmat
kubur yang telah diketahui dan diimaninya ketika di dunia, ia pun berkata,
“Segerakanlah aku, bawalah aku segera.” Sedangkan roh orang kafir akan berkata,
“Tundalah aku, ulurlah waktu untukku.”
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Di antara hal yang
bermanfaat bagi seorang mukmin menjelang kematiannya adalah talqin (menuntunnya
untuk mengucapkan kalimat la ilaha illa Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
(رواه مسلم)
Maknanya:
“Talqinlah orang yang hendak meninggal di antara kalian ucapan la ilaha illa
Allah.” (HR Muslim) Dalam riwayat
ath-Thabarani terdapat tambahan:
“Seandainya la ilaha illa Allah diletakkan di satu piringan timbangan,
dan langit dan bumi diletakkan di piringan lainnya, maka la ilaha illa Allah
lebih berat daripada langit dan bumi” (HR ath-Thabarani). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
لَقِّنُوا
مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، فَإِنَّهُ مَنْ كَانَ ءَاخِرُ كَلِمَتِهِ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ عِنْدَ الْمَوْتِ دَخَلَ الْجَنَّةَ يَوْمًا مِنَ
الدَّهْرِ وَإِنْ أَصَابَهُ قَبْلَ ذٰلِكَ مَا أَصَابَهُ (رواه ابن حبّان)
Maknanya:
“Talqinlah (tuntunlah) orang yang akan meninggal di antara kalian ucapan la
ilaha illa Allah. Karena barang siapa yang akhir ucapannya menjelang kematian
adalah la ilaha illa Allah, maka ia pasti akan masuk surga suatu hari nanti,
meski sebelumnya terkena siksa yang mengenainya” (HR Ibnu Hibban).
Diriwayatkan bahwa
Sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika seseorang sedang
sekarat maka talqinlah ia ucapan la ilaha illa Allah. Karena setiap hamba yang
usianya ditutup dengan ucapan itu, maka ucapan itu akan menjadi bekalnya menuju
surga” (HR Ibnu Abi ad-Dun-ya). Juga
diriwayatkan dari Sayyidina ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa ia
berkata, “Datangilah orang-orang yang sekarat di antara kalian dan ingatkanlah
mereka, karena mereka melihat apa yang tidak kalian lihat. Dan talqinlah mereka
ucapan la ilaha illa Allah.” (HR Ibnu Abi ad-Dun-ya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara hal yang
disunnahkan setelah seorang mukmin dimakamkan adalah membacakan talqin
untuknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian
meninggal dan telah kalian tutup kuburnya dengan tanah, hendaklah salah seorang
di antara kalian berdiri di posisi kepala kuburannya kemudian mengatakan
kepadanya,
(يَا
عَبْدَ اللهِ ابْنَ أَمَةِ اللهِ)
‘Wahai hamba lelaki Allah
putra hamba perempuan Allah.’
Maka sesungguhnya
mayit (orang meninggal) itu mendengar dan tidak mampu menjawab. Kemudian
hendaklah ia mengucapkannya kedua kali maka sesungguhnya mayit itu tegap duduk.
Kemudian hendaklah ia mengucapkannya ketiga kali maka sesungguhnya mayit itu
mengatakan, ‘Bimbinglah kami, semoga Allah merahmatimu.’ Akan tetapi kalian
tidak mendengar ucapannya.” Dalam suatu
lafaz hadits, hendaklah ia mengatakan kepada mayit:
اذْكُرِ
الْعَهْدَ الَّذِي خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللهِ رَبًّا
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيًّا وَبِالْقُرْءَانِ إِمَامَا
“Ingatlah janji
yang engkau bawa mati, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan bahwa engkau
ridha Allah sebagai Tuhanmu, Islam sebagai agamamu, Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai nabimu dan Al-Qur’an sebagai imammu.” (al Hafizh
al-‘Asqalani mengatakan, hadits ini dinilai kuat oleh adl-Dliya’ dalam
Ahkam-Nya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita sadar
akan kelalaian kita, karena sesungguhnya kita pasti akan mati. Sekarang kita
mentalqin orang yang meninggal, suatu saat nanti kitalah yang akan ditalqin.
Hari ini kita yang memikul keranda mayit, bisa jadi besok jenazah kitalah yang
giliran dipikul. Saat ini kita mengubur orang mati, suatu saat nanti kita pasti
yang akan dikubur.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah
singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ
وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،
أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Komentar
Posting Komentar