4 Cara Menggapai Surga (Khutbah Jumat)
اْلحَمْدُ للهِ
اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى
يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا
قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وقال تعالى: يَا
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Alhamdulillah
siang ini kita masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga dapat
menghadiri panggilan shalat Jumat. Semoga semakin hari Allah SWT terus
memberikan kurnia kepada kita yang juga diiringi dengan menjalankan perintah dan
menjauhi yang dilarang alias takwallah.
Jamaah
yang Berbahagia
Setelah melaksanakan shalat lima waktu, kita terbiasa berdoa seperti doa yang
ada pada surat Al-Baqarah ayat 201:
رَبَّنا آتِنا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا عَذابَ النَّارِ
Artinya: Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami
dari siksa neraka. Pertanyaannya, bagaimana agar kita terhindar
dari siksa neraka? Tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Baginda telah memberikan beberapa penjelasan,
yang akan menghindarkan kita dari siksa neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad juz
7 halaman: 53 sebagaimana berikut:
حُرِّمَ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ
سَهْلٍ قَرِيبٍ مِنَ النَّاسِ
Artinya: Diharamkan
atas api neraka, setiap orang yang rendah hati, lemah lembut, mudah, serta
dekat dengan manusia. (HR Ahmad).
Jamaah Jumat
Rahimakumullah
Berikut 4
golongan atau mereka yang memiliki perangai istimewa dan nanti akan dibalas
dengan surga.
1. Rendah hati,
tidak sombong, serta tanpa meremehkan
Bahwa golongan pertama orang yang tidak masuk neraka
adalah orang yang rendah hati, tidak sombong, dan tidak meremehkan orang lain.
Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib
bagi orang yang berakal untuk rendah hati (tawadhu) dan menjauhi sikap sombong
terhadap orang lain. Orang yang rendah hati akan selalu meningkat derajat dan
posisinya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Tiada
orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat
derajatnya. (HR Ahmad).
Berbeda dengan orang
sombong, orang yang menganggap dirinya melebihi terhadap orang lain, merasa
dirinya paling benar, ia tidak akan dapat merasakan surga Allah SWT.
Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih
Muslim juz 1:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ
مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya: Tidak
akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat seberat biji kesombongan.
Mengapa orang yang
sombong tidak dapat masuk surga? Menurut Syekh Abdul Aziz dalam kitabnya Mawaridu
Dham’an li Durusiz Zaman juz 2, karena sombong menjauhkan seseorang
dari akhlak seorang mukmin. Orang sombong tidak bisa mengasihi orang mukmin
seperti ia mencintai diri sendiri. Ia tidak memiliki sikap rendah hati, erat
dengan ujaran kebencian, sikap dendam, marah, iri, dengki, bahkan
ekstremisme. Orang sombong sulit
menerima nasihat kebaikan, tidak dapat menahan diri dari amarah, mudah
mengumpat, dan meremehkan orang lain. Orang sombong dekat dengan sikap tercela.
Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: Sombong
itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR Muslim).
Agar terhindar dari kesombongan, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz menyisihkan hartanya setiap hari satu dirham untuk memberi makan
kepada umat Islam yang membutuhkan serta makan bersama mereka. Selain itu, Gus
Baha juga memiliki cara agar tidak sombong, yaitu membelanjakan uang pemberian
orang fakir, berapa pun jumlahnya, untuk membeli kebutuhan pokok. Hal itu
dilakukan agar beliau mengingat pernah makan uang orang fakir. Itu cara beliau
agar dapat terhindar dari kesombongan.
2. Layyin, orang yang lemah lembut dan santun
Menurut Imam at-Thabari
dalam kitabnya Tafsir at-Thabari juz 6 dijelaskan bahwa sifat
lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah SWT untuk umat
manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا
غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Artinya: Dengan
rahmat dari Allah SWT engkau (Nabi Muhammad) lemah lembut terhadap umat,
seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu.
Imam at-Thabari menjelaskan bahwa dengan rahmat dan
kasih sayang Allah terhadap Nabi dan umatnya, Rasulullah menjadi pribadi yang
penuh kasih sayang, mudah, dan penuh dengan kebaikan. Nabi selalu menahan diri
dari kaum yang menyakitinya, mengampuni orang yang berdosa, dan bersikap lunak
terhadap umatnya. Seandainya Nabi bersikap keras dan kaku, tentu umat akan
meninggalkan Nabi. Namun Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi dan umatnya,
sehingga dengan rahmat Allah, Nabi mengasihi terhadap umatnya. Tidak
hanya itu, sikap lemah lembut dan kasih sayang merupakan prinsip dan pokok dari
sebuah kebaikan. terbukti orang yang tidak memiliki sikap lemah lembut dan
kasih sayang, ia terhalang untuk melakukan kebaikan. sebagaimana diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 halaman:
2003:
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ
Artinya: Barang
siapa tiada memiliki kelembutan, baginya tiada kebaikan. (HR Muslim)
Maksudnya orang tidak
memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia akan terhalang dari segala
kebaikan. karena kebaikan tiada bisa dilakukan kecuali dengan kelembutan dan
kasih sayang.
3. Sahlun, yaitu orang yang mudah membantu orang lain
Kalangan ini adalah orang
yang ringan tangan, gemar membantu orang lain baik dengan tenaga, pikiran,
maupun hartanya. Ia ringan memberikan sebagian hartanya untuk membantu
saudaranya yang membutuhkan. Mengapa orang yang ringan membantu saudaranya
diharamkan masuk neraka? Karena orang yang mau memudahkan dan membantu
kesulitan orang lain, akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, baik di dunia maupun
di akhirat kelak, termasuk kemudahan masuk surga dan terhindar dari
neraka. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam
kitab Shahih Muslim, juz 4 halaman: 2074, Nabi bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ،
يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا،
سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا
كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: Barang
siapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan
kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah
akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib
orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan
selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya. (HR
Muslim).
4. Qarib, yaitu orang yang pandai berkomunikasi
Dalam artian yang
bersangkutan akrab, dekat, mengeluarga, pandai berkomunikasi, menyenangkan, dan
murah senyum. Selalu menebar salam jika bertemu dengan orang lain. Karena
banyak ajaran Islam yang mengajarkan agar manusia saling akrab, dekat, dan
mengeluarga. Hal ini sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam
al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman: 12:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ
Artinya: Tidak sempurna iman dari kalian hingga kalian
mencintai apa-apa bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai apa-apa bagi diri
sendiri. (HR al-Bukhari). Nabi juga menganjurkan umatnya
untuk saling memberi hadiah. Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam
kitab Adabul Mufrad, juz 1, bahwa Nabi bersabda:
تَهَادُوا تَحَابُّوا
Artinya: Salinglah memberi hadiah, kalian
akan saling mengasihi. (HR Al-Bukhari). Imam al-Ghazali
dalam karyanya, Ihya’ Ulumiddin juz 2 menjelaskan bahwa
memberikan hadiah kepada saudaranya sangat dianjurkan oleh agama dengan tujuan
untuk merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Merekatkan persaudaraan dan
persahabatan merupakan salah satu ajaran agama Islam. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa anjuran Rasulullah agar kita tidak masuk neraka adalah
selalu menjadi manusia yang rendah hati, lemah lembut, memberikan kemudahan,
dan akrab dengan orang lain. Dan semoga kita semua selalu mendapatkan
rahmat Allah agar kita menjadi manusia yang haram masuk neraka dan dimasukkan
surga Allah SWT, amin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ
مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Komentar
Posting Komentar