Postingan

Khutbah Jum'at| Berkah Rojabiyyah

 MEMAKNAI BERKAH BULAN RAJAB Khutbah I  الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ  Hadirin jamaah Jumuah Rahimakumullah Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hadirin jamaah Jumuah Rah...

MAUTUL ALIM MAUTUL ALAM

Istilah mautul ‘alim mautul alam berarti kematian seorang yang alim sema dengan kematian alam. Seandainya tidak ada ulama atau orang alim, manusia seperti hewan.  “Siapa yang menunjukkan benar salah, tatakrama hidup. Kalau tidak ada ulama, sehingga tak ada bedanya dengan hewan jika manusia tidak memiliki tata Krama atau etika dalam hidup. Dan yang mengajarkan semua itu selama ini adalah para Ulama atau orang Alim. Sungguh membuat hati cukup sedih jika mendengar berita wafatnya ulama. Terlebih ulama tersebut adalah ulama ahlus sunnah wal jamaah yang sangat giat, belajar, berdakwah dan memberikan pencerahan yang banyak kepada manusia. Ayyub  rahimahullah   pernah berkata, إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي “Sesungguhnya aku diberitakan mengenai wafatnya seorang ahlus sunnah, seakan-akan aku kehilangan sebagian anggota tubuhku”.[1] Dengan wafatnya ulama, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia. Rasulullah  shallallaahu ‘alaihi wa sall...

Khutbah Jum'at#GERAKAN PENANGGULANGAN COVID-19

"Gerakan Penanggulangan Covid-19" (Menjaga Keselamatan diri dari Covid -19 adalah kebutuhan Dharuriyyat)  Oleh : FKPAI Kecamatan Bobotsari. Khutbah  Pertama   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ:  وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat jumuah rahimakumullah,  Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada jamah semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa ber...

TAFSIR SURAT AN-NAS

Gambar
  Tafsir surat An-Nas Ayat 1-6 Ibnu Katsir Berlindung kepada Allah dari Godaan Setan Jin & Manusia. Tafsir Al-Quran Surat An-Nas Ayat 1-6  - Ibnu Katsir AN-NAS  (manusia) adalah surat ke-114 atau surat terakhir dalam Mushaf Al-Quran. Dturunkan di Makkah (Surat Makkiyah), surat ini terdiri dari 6 ayat. Surat ini menegaskan tiga sifat Allah:  Rububiyah  (Pemelihara),  Ilahiyah  (Tuhan Yang Wajib Disembah), dan  Mulkiyah  (Raja atau Penguasa Alam Semesta). Karenanya, mintalah perlindungan dari godaan dan kejahatan setan berbentuk jin dan manusia hanya kepada Allah SWT. Tafsir Ibnu Katsir QS An-Nas:1-6 Berikut ini terjemahan lengkap Tafsir Ibnu Katsir QS An-Nas:1-6 Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. (1). Raja manusia (2). Tuhan manusia (3). Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi (4). Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5). Dari (golongan) jin dan manusia.” (6) INIL...

BERHENTI MENGELUH

Berhentilah Mengeluh kepada Manusia, Bermunajatlah kepada Allah! Suka mengadukan kesulitan-kesulitan hidup kepada sesama manusia bisa sama artinya dengan tidak rela dengan apa yang sedang dikehendaki Allah subhânahu wata‘âlâ pada diri seorang hamba. Mengeluh dan meratapi nasib yang diderita sama artinya dengan merasa tidak puas akan pemberian Allah subhânahu wata‘âlâ.    Uraian di atas sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Imam Al-Junaid sebagaimana termaktub dalam kitab Riyadhu Akhlaqis Shalihin, karangan Syekh Ahmad bin Muhammad Abdillah, halaman 32,  sebagai berikut:   مَنْ أَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُو ضَيْقَ الْمَعَاشِ فَكَاَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَمَنْ أَصْبَحَ لِأُمُوْرِ الدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخَطًا عَلىَ اللهِ   Artinya: “Barangsiapa suka mengadukan kesulitannya kepada sesama manusia, maka seolah-olah ia mengadukan Tuhannya (kepada mamusia tersebut). Dan barangsiapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya, maka dia menjadi or...

HUKUM ORANG FASIQ JADI IMAM SHOLAT

Seringkali para ustadz dan guru mengibaratkan Imam sebagai supir. Karena posisinya yang berada di depan dan memimpin perjalanan ibadah shalat. Dalam keadaan longgar imam biasa dipilih dan ditentukan dengan berbagai kriteria. Dipiliha diantara mereka yang paling banyak memiliki kelebihan. Baik kelebihan umur (paling tua), kelebihan ilmu (paling alim), paling zuhud dan seterusnya.  Oleh karena itulah takmir masjid biasa menentukan Imam dengan musyawarah dan penilaian yang ketat. Akan tetapi dalam keadaan tertentu dimana tidak ada pilihan, maka syarat lelaki menjadi satu-satunya syarat utama yang tidak tergugurkan.  Malasahnya kemudian bagaimanakah jika lelaki itu seorang fasiq? Yang masih suka minum barang haram, suka berdusta atau bahkan melanggar norma sosial? Apakah bisa di terima?  Bisa tetapi hukumnya Makruh demikian keterangan dalam Fathul Mu’in pada Hamisy I’anatut Thalibin:  وكره اقتداء بفاسق و مبتدع  Dan dihukumi makruh mengikuti (berimam kepada) orang fa...

TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 1

  Tafsir Surat An-Nisa’ Ayat 1  Berikut ini adalah kutipan Surat An-Nisa ayat 1 dan kutipan sejumlah kitab tafsir tentangnya:   يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا  Yā ayyuhan nāsut taqqū rabbakumul ladzī khalaqakummin nafsin wāhidatin wa khalaqa minhā zaujahā wa batstsa minhumā rijālan katsīran wa nisā’a. Wattaqullāhal ladzī tasā’alūna bihī wal arhām. Artinya, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu; yang telah menciptakan darinya istrinya; dan telah menyebarkan dari keduanya (keturunan) laki-laki dan perempuan yang banyak. Takutlah kalian kepada Allah Zat yang dengan-Nya kalian beradu sumpah dan takutlah kalian memutus silaturrahim. Sungguh Allah adalah Zat yang maha mengawasi kalian. ” Rag...