Menjaga Pahala Puasa
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
الَّذِيْ جَعَلَ الصَّوْمَ حِصْنًا لِأَوْلِيَائِهِ وَ جُنَّةً، وَفَتَحَ لَهُمْ
بِهِ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَائِدِ
الْخَلْقِ وَمُمَهِّدِ السُّنَّةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِيْ
الْأَبْصَارِ الثَّاقِبَةِ وَالْعُقُوْلِ الْمُرَجِّحَةِ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.
Hadirin jamaah Jumat
rohimakumullah.
Pada kesempatan yang
mulai ini, mari bersama-sama kita semua meningkatkan kualitas ketakwaan kita
kepada Allah. Takwa yang sebenar-benarnya dengan menjalankan perintah-perintah
Allah swt dan menjauhi larangan-larangan-Nya, didasari dengan kesadaran bahwa hal
itu adalah memang kebutuhan kita dalam menjalani hidup di dunia ini.
Jamaah Jumat
rahiamakumullah
Kita patut banyak
bersyukur karena sampai detik ini masih diberikan kesempatan oleh Allah swt
untuk menjumpai bulan Ramadhan sekaligus menjalani ibadah-ibadah Ramadhan, baik
ibadah wajib maupun yang bersifat sunnah. Ramadhan disebut sebagai bulan puasa.
Ini dikarenakan semua umat Islam diwajibkan berpuas di bulan ini.
Hadirin jamaah Jumat
rohimakumullah
Tentu kita berharap
puasa yang sedang kita kerjakan diterima oleh Allah swt. Sebagaimana telah
dijanjikan bahwa ibadah puasa adalah milik Allah dan karena itu pula Allah swt
yang akan langsung membalasnya. Oleh karena itu, alfaqir mengajak
kepada diri sendiri dan jamaah Jumat agar dapat menjalani puasa dengan
sungguh-sungguh dan sesuai dengan tuntunan yang ditetapkan syariat Islam.
Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah
Kita semua tentu tidak ingin puasa yang dijalani ini tak
mendapat apa-apa. Atau bahkan justru hanya merasakan haus dan lapar semata,
tanpa pahala apapun. Semua ini bisa saja terjadi akibat dari perbuatan kita
sendiri, sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah saw:
كَمْ
مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش
Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan
sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).
Hadirin jamaah Jumat
rohimakumullah
Betapa Nabi Muhammad
saw menyebutkan bahwa tidak sedikit orang yang kurang beruntung di dalam
mengerjakan puasa. Mereka tidak mendapatkan pahala puasa, kecuali hanya lapar
dan dahaga. Gugurnya pahala ini bukan berarti telah melewati aturan-aturan
fiqih. Artinya, sah menurut kacamata fiqih belum cukup untuk ibadah puasa. Lalu apa yang menjadi faktor pahala puasa tidak bisa diperoleh,
atau gugur? Penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan tercela yang sudah dilakukan
oleh shaim, seperti menggunjing orang lain, mengadu domba, berdusta,
melihat sesuatu dengan syahwat (nafsu), dan melakukan sumpah palsu. Sebagaimana
Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
خَمْسٌ
يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالكَذِبُ، وَالنَّظَرُ
بِالشَّهْوَةِ، وَاليَمِيْنُ الكَاذِبَةُ
Artinya, “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan
orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu”
(HR Ad-Dailami).
Hadirin jamaah Jumat
rohimakumullah
Penting untuk kita
semuanya, memahami betul hakikat dan tujuan berpuasa itu sendiri agar tidak
sia-sia di dalam mengerjakan ibadah tersebut. Imam Al-Ghazali memaparkan, bahwa
tujuan puasa adalah agar seorang hamba bisa mencontoh sifat Allah swt “ash-shamad”
dan bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya melalui pengendalian syahwat.
Imam Al-Ghazali di dalam karyanya, kitab Ihya' Ulumiddin menegaskan
bahwa, “Ulama akhirat menghendaki sahnya puasa dengan diterima, dan
yang dimaksud diterima adalah sampai kepada tujuan puasa yaitu meneladani satu
dari beberapa sifat-sifat Allah yaitu ‘shamadiyyah’ dan mengikuti perilaku
malaikat dengan mencegah diri dari beberapa syahwat dengan segenap kemampuan,
sesungguhnya mereka dibersihkan dari syahwat-syahwat.”
Jamaah Jumat
rahiamakumullah
Redaksi “ash-shamad”
secara bahasa bermakna berongga atau kosong dari segala sesuatu. Kalau ditarik
dalam makna yang lebih hakiki adalah orang yang sedang berpuasa harus
mengosongkan dan membebaskan dirinya dari segala bentuk perbuatan maksiat.
Karena perbuatan itu akan menggugurkan pahala puasa.
Inilah yang seharusnya
kita perhatikan. Karena tujuan berpuasa tidak lain adalah mendekatkan diri
kepada Allah swt. Ikhtiar itu harus dilakukan dengan melepaskan diri dari
segala bentuk syahwat yang bisa menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat. Jika
mampu melakukan demikian, maka menurut al-Ghazali, akan mencapai derajat
kedekatan dengan Allah sebagaimana para malaikat yang tidak pernah berbuat dosa
karena tidak memiliki syahwat.
Demikian khutbah Jumat
singkat ini, semoga kita dapat mengambil keberkahan-keberkahan yang ada di
dalam puasa Ramadhan dengan menjaga diri dari segala godaan yang bisa
menjerumuskan kita dalam kealpaan dan kesia-siaan. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Komentar
Posting Komentar