Khutbah Jumat Muhasabah Tahun Baru Hijriyyah
اَلْحَمْد للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الإِنْسَانَ
مِنْ طِيْنٍ وَجَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَّاءٍ مَهِيْنٍ وَأَخْرَجَ
الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَوَاصِيْنَ بِالحَقِّ وَالصَّبْرِ مِنْ زُمْرَةِ
الْخَاسِرِيْنَ بِاسْتِثْنَائِهِ إِيَّاهُمْ بَعْدَ أَنْعَمَّ بِالْخُسْرَانِ
أَنْوَاعَ اْلإِنْسَانِ الَّذِيْ هُوَ سَائِرُ اْلأَدَمِيِّيْنَ وَأَمَرَ
عِبَادَهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوا بِالتَّعَاوُنِ عَلَى اْلبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَأَخْبَرَهُم أَنَّ أَكْرَمَهُمْ عِنْدَهُ أَتْقَاهُمْ وَأَنَّهُ وَلِيُّ
المُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
المَلِكُ الحَقُّ اْلمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ اْلوَعْدِ الأَمِيْنُ. اللَّهُمَّ
فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِ كُلٍّ وَصَحْبِ كُلٍّ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَامَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Jumat kali ini kita berada di
hari akhir Bulan Dzulhijjah 1443 H. Menjelang
Maghrib petang nanti kita pun akan memasuki bulan baru dan tahun baru Hijriah,
yakni bulan Muharram 1444 H. Oleh karenanya tidak ada salahnya kita terus
melakukan muhasabah, yakni introspeksi
atas apa yang kita lakukan selama satu tahun, sehingga dapat menjadi pijakan
kita dalam melangkah tahun-tahun berikutnya. Dalam hal tersebut, kiranya pantas
kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali karramallahu wajhah, sebagaimana
termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani:
كُنْ عِنْدَ اللهِ خَيْرَ النَّاسِ وَكُنْ
عِنْدَ النَّفْسِ شَرَّ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّاسِ رَجُلاً مِنَ النَّاسِ
“Jadilah manusia yang paling baik di sisi
Allah, dan jadilah manusia yang paling jelek dalam pandangan dirimu sendiri,
serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pesan ini memberikan arahan yang
sangat luar biasa bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia, demi
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Pertama, kita
diharapkan terus meningkatkan ketakwaan dan amal kebaikan di hadapan Allah SWT.
Menjalankan perintah-Nya dan sedapat mungkin menjauhi larangannya dalam kehidupan
sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang baik di
sisi Allah SWT. Kedua, kita harus merasa kurang atas amal
kebaikan yang kita lakukan dengan terus merasa diri kita jelek. Hal ini bukan
berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari sikap ujub
(sombong), riya (pamer), dan sum’ah (mengharap pujian orang lain). Ketiga,
kita harus menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih
baik. Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya
lebih baik atau lebih mulia.
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,
Lantas bagaimana kita mampu
mendorong diri kita untuk terus berbuat kebaikan tersebut? Syekh Abdul Qadir
al-Jailani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam keseharian kita.
Pertama, jika kita melihat orang lain, hendaknya kita
memandangnya bahwa dia memiliki kelebihan daripada diri kita sendiri, mungkin
dia lebih bertakwa, lebih banyak amal kebajikannya, lebih tinggi derajatnya di
hadapan Allah SWT. Kedua, jika kita melihat anak kecil atau
lebih muda, jangan kita merasa lebih baik darinya. Katakanlah, “Mungkin dia
dosanya lebih sedikit daripada diriku, karena umurnya lebih sedikit dariku.”
Sebaliknya jika kita melihat orang lebih tua, hendaknya kita melihat bahwa dia
telah berbuat kebaikan lebih banyak dari diri kita. Ketiga, jika
kita melihat orang alim, orang yang memiliki ilmu, hendaknya kita menilainya
dia memiliki cara yang baik dan benar mengamalkan pengetahuannya dan telah
berbuat kebaikan dengan ilmunya tersebut. Sebaliknya jika kita melihat orang
bodoh, hendaknya kita katakan, “Mungkin dia berbuat dosa atau salah akibat
ketidaktahuannya, sementara kita lebih berdosa karena berbuat salah atas pengetahuan
yang kita miliki.” Orang bodoh berbuat salah bisa jadi karena ketidaktahuannya,
sementara orang alim (memiliki pengetahuan) berbuat dosa bukan karena tidak
tahu.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Instrospeksi diri bukan hanya
dilakukan sekali, namun harus menjadi bagian yang tertanam dalam kehidupan kita
sehari-hari. Muhasabah adalah cara mengendalikan hidup kita, yang akan memiliki
efek luar biasa pada diri kita, keluarga, dan lebih luas lagi pada masyarakat.
Keteledoran kita untuk melakukan introspeksi bukan hanya dapat mengakibatkan
kerusakan pada kehidupan kita, tetapi juga kehidupan yang lebih luas yakni
keluarga dan masyarakat. Rasulullah SAW bersabda:
اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ
لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى
عَلَى اللهِ (رواه أحمد)
“Orang
yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya
sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang
yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan
terhadap Allah” (HR Ahmad). Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah, Semoga kita
termasuk golongan orang-orang yang mampu terus introspeksi dan berbenah diri.
Sehingga kita mampu menjadi penyokong tumbuhnya keluarga dan masyarakat yang baik
menuju baldatunn thayyibatunn warabbun ghafuur.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى
جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penyususn: Rikin Abu Khamid Sekretaris LDNU MWC NU Kecamatan Bobotsari
Komentar
Posting Komentar