ADAB MEMBACA AL-QURAN MENURUT IMAM AL-GHOZALI
كتاب آداب تلاوۃ القرآن
بسم الله الرحمن الرحيم
الباب الثاني
في ظاهر آداب التلاوۃ وھي عشرۃ
ADAB MEMBACA AL-QUR'AN MENURUT IMAM GHAZALI
Terdapat sepuluh (10) adab membaca al-Quran yang sebaiknya dipenuhi oleh pembaca al-Quran.
Pertama, berkaitan dengan diri pembaca, yaitu hendaklah sang pembaca mempunyai wudhu atau berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca dan membersihkan diri dari najis. Selain itu, ketika membaca hendaknya menghadap kiblat dengan tanpa memperlihatkan sikap angkuh. Duduk dengan tenang dan kepala menunduk. Adapun membaca al-Quran yang paling utama adalah saat melakukan shalat.
Sayyidina Ali ra. pernah mengatakan, “Siapa saja yang membaca satu bagian dari al-Quran pada saat berdiri dalam shalat, maka akan ditulis untuknya pahala seratus kebaikan untuk setiap huruf yang dibaca. Dan siapa saja yang membaca al-Quran sambil duduk setelah melaksanakan shalat maka baginya kebaikan lima puluh kali untuk setiap hurufnya. Dan siapa saja yang membaca al-Quran di luar shalat dalam keadaan mempunyai wudhu maka baginya dua puluh lima kebajikan untuk setiap hurufnya. Dan apabila membaca al-Quran dengan tanpa mempunyai wudhu maka baginya sepuluh kebaikan pada setiap huruf yang dibacanya.
Kedua, berkaitan dengan jumlah (kuantitas) al-Quran yang dibaca. Setiap kita mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda dalam membaca al-Quran. Ada yang mampu membaca dan mengkhatamkannya dalam waktu satu hari satu malam, ada pula yang mengkhatamkannya dalam waktu tiga hari ada pula yang mengkhatamkannya dalam waktu satu minggu dan ada pula dalam waktu satu bulan.
Namun, ketentuan yang sebaiknya diikuti oleh kaum muslimin adalah sebagaimana hadits Rasulullah saw berikut ini:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْأنَ فِي أَقَلِّ مِنْ ثَلَاثٍ لَمْ يَمْهَمْهُ
“Siapa saja yang berusaha untuk mengkhatamkan bacaan al-Quran dalam waktu kurang dari tiga hari, sungguh ia tidak sanggup memahami pesan yang terkandung di dalamnya” (diriwayatkan oleh ashabus sunan dari hadits Abdullah bin Umar bin Khattab dan dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi)
Ketika Sayyidah Aisyah mendengar orang membaca al-Quran terburu-buru dan mendapatinya banyak kesalahan, beliau mengatakan “Ia tidak membaca al-Quran dan al-Quran tidak membekas dalam relung sanubarnya.”
Para sahabat yang membaca al-Quran dengan khatam satu minggu sekali adalah Abdullah bin Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Masud dan Ubai bin Ka’ab ra sebagaimana yang disarankan oleh Rasulullah saw. kepada Abdullah bin Umar ra.
Ketiga, berkaitan dengan cara pembagian al-Quran. Pada masa generasi awal Islam, para sahabat Nabi saw. bisa mengkhatamkan al-Quran dalam satu minggu, mereka mengumpulkan surat-surat menjadi tuu bagian. Sementara saa ini karena telah jelas pembagian atas al-Quran dalam bentuk kitab, maka cukuplah kiranya membaca al-Quran satu juz setiap hari sehingga dalam satu bulan mampu mengkhatamkan 30 juz.
Keempat, berkaitan dengan penulisan al-Quran, berdasarkan pada tujuan awal penulisan al-Quran adalah untuk tujuan menjelaskan dan mencegah kesalahan pembacaan pada al-Quran itu sendiri maka untuk kondisi sekarang dimana al-Quran telah ditulis dan dicetak dengan huruf yang indah, menuliskannya sebagai catatan pribadi dalam memahami maknanya dipandang sebagai amalah yang bernilai sunnah.
Kelima, berkaitan dengan cara membaca al-Quran dengan tartil dan jelas pelafalan hurufnya. Kaum muslimin dianjurkan membaca al-Quran dengan tartil karena dengan membaca tartil merupakah hal yang sunnah. Dengan pembiasaan membaca tartil maka maksud bacaan yang dibacanya akan mudah dipahami. Ibnu Abbas ra. pernah mengatakan, “Aku lebih suka membaca surah al-Baqarah dan Ali Imran dengan tartil daripada aku membaca seluruh isi al-Quran dengan cara terburu-buru atau cepat-cepat.”
Keenam, menangis saat membaca al-Quran juga dianjurkan atau disunnahkan. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah saw. “Bacalah al-Quran dan menangislah. Jika kalian tidak mampu menangis, maka bersikaplah seperti orang yang tengah menangis (terharu).”
Ketujuh, memelihara dan memenuhi hak setap ayat. Seperti ketika kita membaca ayat-ayat sajadah, hendaklah kita bersujud. Begitu pula jika kita mendengar ayat tersebut dibaca oleh orang lain, maka hendaklah kita ikut bersujud jika orang yang membacanya bersujud. Hendaklah kita bersujud dalam keadaan suci (mempunyai wudhu). Sujud yang sempurna diawali dengan takbiratul ikhram kemudian bersujud dan berdoa dalam keadaan sujud.
Kedelapan, ketika akan membaca al-Quran, hendaklah kita membaca doa,
اعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk.” Sebagaimana Allah swt. berfirman,
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
“Ya Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari segala bentuk gangguan setan, juga dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mu’minun 23/97-98)
Setelah membaca doa diatas, hendaklah kita baca surat an-Nas dan al-Fatihah. Setelah selesai membaca al-Quran, hendaklah membaca doa seperti doa menghatamkan bacaan al-Quran, Yang sudah masyhur.
اللهم ارحمن بالقرآن واجعله لي اماما ونورا وهدی ورحمۃ اللهم ذكرني منه مانسيت وعلمني منه ماجهلت وارزقني تلاوته آنأ الليل واطراف النهار واجعله لي حجۃ يارب العالمين
Kesembilan, menyuarakan (jahr) sewaktu membaca al-Quran. Kita dianjurkan membaca al-Quran dengan suara cukup didengar tetapi lembut, sebatas bisa didengar sendiri, bukan di dalam qalbu. Ketika membaca al-Quran hendaknya kita lalukan dengan suara cukup didengar, setidaknya harus terdengar oleh diri kita sendiri.
Rasulullah bersabda,”
فضل قرأۃ القرآن
السر علی قرأۃ العلانيۃ كفضل صدقۃ السر علی صدقۃ العلانيۃ
Kelebihan membaca secara sirr dengan membaca secara lantang laksana kelebihan bersedekah secara diam-diam yang dibandingkan dengan bersedekah secara terang-terangan.” Pada redaksi yang berbeda disebutkan, bahwa Kesepuluh, memperindah bacaan al-Quran. Yang dimaksud dengan memperindah adalah dibaca secara benar, dengan suara yang bagus dan tartil. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Hiasilah al-Quran dengan suara merdu yang kalian miliki.”
Demikian sepuluh adab dalam membaca al-Quran sebagaimana dipaparkan oleh Imam Ghazali
Referensi (Kitab Ihya Ulumuddin, Juz. 1 Halamam 346-351.)
By. Rikin alias Rikin Abu Khamid
Komentar
Posting Komentar