Jomblo Dalam Pandangan Sosial
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di dunia, sebagian orang memilih untuk hidup berpasangan, sementara sebagian lainnya memilih untuk hidup sendiri atau membujang (jomblo). Ada pula yang merencanakan pernikahan di usia tertentu, sehingga secara sadar menjalani hidup membujang dalam rentang waktu tertentu sesuai rencana mereka.
Namun, berbeda dengan di dunia, di surga kelak semua orang akan hidup berpasangan. Tidak ada yang hidup sendiri, membujang, atau menjadi jomblo. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 25:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ... وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Penjelasan mengenai "pasangan-pasangan yang suci" dalam ayat tersebut juga ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya yang menggambarkan suasana masuknya para penghuni surga:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ... وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُArtinya:"Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: 'Rombongan pertama yang masuk surga bercahaya laksana bulan purnama. Rombongan berikutnya bercahaya seperti bintang paling terang di langit. Setiap laki-laki dari mereka memiliki dua istri, yang sumsum betis keduanya terlihat dari balik daging. Di surga tidak ada orang yang membujang (jomblo).'" (HR Bukhari dan Muslim)
Pandangan Sosial terhadap Membujang
Dalam sebagian masyarakat, hidup membujang pernah dipandang negatif dan dianggap kurang baik secara sosial. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa hidup sendiri rentan terhadap godaan dan sulit menjaga diri dari maksiat. Meski demikian, pandangan ini tidak berlaku universal dan telah dipatahkan oleh sebagian kelompok yang menghargai pilihan hidup seseorang, termasuk memilih membujang.
Sahabat Mu’adz bin Jabal RA pernah mengungkapkan pandangan yang menunjukkan betapa pentingnya hidup berpasangan. Bahkan di akhir hayatnya, ia masih ingin menikah karena merasa tidak pantas bertemu Allah dalam keadaan membujang:
قَالَ الشَّافِعِىُّ... زَوِّجُونِى لاَ أَلْقَى اللَّهَ وَأَنَا أَعْزَبُArtinya:"Imam Asy-Syafi’i meriwayatkan bahwa sahabat Mu’adz bin Jabal RA saat sakit menjelang wafat berkata, ‘Nikahkanlah aku. Aku tidak ingin bertemu Allah dalam keadaan jomblo.’" (HR Baihaqi)
Menghargai Pilihan Hidup di Dunia
Terlepas dari keputusan seseorang untuk menikah atau memilih hidup membujang karena alasan tertentu, kita tidak berhak menjadikannya bahan lelucon, candaan keluarga, atau olok-olok dalam pergaulan. Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing yang patut dihargai.
Namun, terkait alam akhirat, kita hanya bisa berpegang pada informasi dari wahyu. Dalam hal ini, berdasarkan ayat Al-Qur'an dan hadits sahih yang telah disebutkan, dijelaskan bahwa di surga kelak tidak ada seorang pun yang hidup membujang. Semua penghuni surga akan hidup dalam kebahagiaan bersama pasangan mereka.
Pelunis: Rikin
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
👍👍👍
BalasHapusTerimakasih yi
HapusSemangat yi
BalasHapusAyuh Gas yi
BalasHapus