KEUTAMAAN ILMU BAGIAN 1

KEUTAMAAN ILMU BAGIAN 1


Segala aktivitas yang baik atau bernilai ibadah pasti membutuhkan empat hal, yaitu membutuhkan Ilmu, niat, kesabaran dan keikhlasan. (Ket. Kitab Khozinatul asror). Dengan demikian Rasulullah Saw. Menegaskan dalam beberapa Sabdanya terkait perintah menuntut ilmu. 

Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata,“Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama islam, shalat misalnya.(Referensi kitab Ta'limul mutaalim).

Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang

Pada tulisan ini akan mendeskripsikan/memaparkan dalil-dalil keutamaan ilmu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Hujjatul Islam Imam Abu Khamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali.

شواهدها من القرآن قوله عز و جل , شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ ٱلۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ

Adapun dalil-dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allah Azza Wa Jalla : “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak  ), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu”. (QS.Ali Imran: 18).

فانظر كيف بدأ سبحانه وتعالى بنفسه وثنى بالملائكة وثلث بأهل العلم وناهيك بهذا شرفا وفضلا وجلاء ونبلا , وقال الله تعالى  يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ

Maka lihatlah bagaimana Allah memulai dengan diri-Nya, dan keduanya dengan malaikat dan ketiganya dengan orang-orang ahli ilmu. Dan dengan ini cukuplah bagimu untuk mengetahui kemuliaan, keutamaan, kejelasan dan kelebihan orang-orang ahli ilmu.

Sedemikian mulianya ilmu sehingga Allah menyebutkan orang yang ahli ilmu pada urutan ketiga setelah Allah menyebut dzatnya, kemudian malaikat kemudian orang orang yang ahli ilmu. Ini menunjukkan betapa mulianya ahli ilmu.

Allah berfirman: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadilah: 11).

قال ابن عباس رضى الله عنهما للعلماء درجات فوق المؤمنين بسبعمائة درحة ما بين الدرجتين مسيرة خمسمائة عام وقال عز و جل  قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ

Ibnu Abbas ra. berkata : Para ulama memperoleh beberapa derajat diatas kaum mukminin dengan tujuh ratus derajat yang mana antara dua derajat itu perjalanan 500 tahun. Dan Allah berfirman :

“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”. (QS. Az-Zumar: 9).

وقال تعالى – إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ

Dan Allah berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (QS. Fathir: 28).

وقال تعالى –  قُلۡ كَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدَۢا بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ وَمَنۡ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلۡكِتَٰبِ ٤٣

Dan Allah berfirman: “Katakanlah: Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab”. (QS. Ar-Ra’d: 43).

وقال تعالى –  قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ

Dan Allah berfirman: “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu”. (QS. An-Naml: 40).

تنبيها على انه اقتدر بقوة العلم وقال عز و جل- وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ

Sebagai perhatian bahwa ia dapat melaksanakan itu dengan kekuatan ilmu. Dan Allah berfirman : “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh”. (QS. Al-Qashash: 80).

بين ان عظم قدر الآخرة يعلم بالعلم وقال تعالى –  وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِۖ وَمَا يَعۡقِلُهَآ إِلَّا ٱلۡعَٰلِمُونَ ٤٣

Allah telah menjelaskan bahwa besarnya kadar atau ukuran akhirat itu diketahui dengan ilmu. Dan Allah berfirman: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. (QS. Al-Ankabut: 43)

وقال تعالى –  وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ

Dan Allah berfirman: “Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri”. (QS. An-Nisa’: 83).

رد حكمه فى الوقائع الى استنباطهم والحق رتبتهم برتبة الأنبياء فى كشف حكم الله . وقيل فى قوله تعالى- يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ

Allah telah menyerahkan hukum-Nya mengenai beberapa peristiwa kepada istimbath mereka , dan Dia menyusulkan tingkat mereka kepada tingkat para Nabi dalam menyingkap hukum Allah. Dan ada ulama yang mengatakan mengenai firman Allah: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik”. (QS. Al-A’raf: 26).

يعنى العلم – وريشا – يعنى اليقين – ولباس التقوى – يعنى الحياء وقال عز و جل – وَلَقَدۡ جِئۡنَٰهُم بِكِتَٰبٖ فَصَّلۡنَٰهُ عَلَىٰ عِلۡمٍ

Yang dimaksud dengan pakaian adalah ilmu, pakaian indah adalah keyakinan, dan pakaian takwa adalah malu. Dan Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami”. (QS. Al-A’raf: 52).

وقال تعالى –  فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيۡهِم بِعِلۡمٖۖ

Dan Allah berfirman: “Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka)”. (QS. Al-A’raf: 7).

وقال عز و جل- بَلۡ هُوَ ءَايَٰتُۢ بَيِّنَٰتٞ فِي صُدُورِ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَۚ

Dan Allah berfirman: “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu”. (QS. Al-Ankabut: 49).

وقال تعالى –  خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ – و انما ذكر ذلك فى معرض الامتنان

Dan Allah berfirman: “Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara”. (QS. Ar-Rahman: 3-4). Dan Allah menuturkan hal tersebut dalam rangka menampilkan pemberian kenikmatan.

Ilmu itu sangat penting karena itu sebagai perantara (sarana) untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya : “Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.”

Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul. Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu paling lurus untuk di pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan petunjuk. 

Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala keresahan. Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.

Referensi: Ihya Ulumuddin dan Ta'limul Mutaalim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keberadaan Guru Ngaji TPQ, Madin, dan Majelis Ta'lim di Pelosok Desa: Kontribusi Nyata Pondok Pesantren untuk Umat dan Bangsa

Bobotsari_Monitoring ZI Kankemenag Purbalingga

Dampak Negatif Judi Online: Akar Masalah di Balik Banyak Kasus Kriminal