KEUTAMAAN ILMU Part 5

 Keutamaan Ilmu 

واما الآثار فقد قال عليّ ابن أبى طالب رضي الله عنه لكميل يا كميل العلم خير من المال العلم يحرسك وانت تحرس المال والعلم حاكم والمال محكوم عليه والمال تنقصه النفقة والعلم يزكو بالإنفاق

Adapun atsar (kata-kata sahabat), Ali bin Abi Thalib ra. berkata kepada Kumail : “Hai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu menjadi berkembang dengan dibelanjakan (diberikan kepada orang lain)”.

و قال عليّ ايضا رضي الله عنه العلم افضل من الصائم القائم المجاهد و اذا مات العالم ثلم فى الإسلام ثلمة لا يسدها الا خلف منه وقال رضي الله تعالى عنه نظما :

ما الفخر الا لأهل العلم إنهم * على الهدى لمن استهدى ادلاء

و قدر كل امرئ ما كان يحسنه * والجاهلون لأهل العلم أعداء

ففز بعلم تعش حيا به أبدا * الناس موتى و أهل العلم أحياء

Dan Ali bin Abi Thalib ra. juga berkata : “Orang yang alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, berdiri ibadah malam dan berjuang. Apabila seorang alim meninggal maka berlubanglah dalam Islam dengan suatu lubang yang tidak tertutup kecuali oleh penggantinya”.

Dan beliau (Ali bin Abi Thalib) berkata dalam bentuk nadham:

“Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petunjuk. Dan mereka penunjuk orang yang minta petunjuk.

Nilai setiap orang adalah sesuatu yang menjadikannya baik, sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu.

Maka carilah kemenangan kamu dengan ilmu, dengan ilmu itu kamu hidup selamanya, manusia itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup”.

و قال أبو الأسواد ليس شيئ أعز من العلم الملوك حكام على الناس والعلماء حكام على الملوك

Abul Aswad berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih utama dari pada ilmu. Para raja itu memerintah manusia (orang kebanyakan), sedangkan para ahli ilmu itu memerintah para raja”.

و قال ابن عباس رضي الله عنهما خير سليمان بن داود عليهما السلام بين العلم والمال والملك فاختار العلم فأعطى المال والملك معه

Dan Ibnu Abbas ra. berkata : “Sulaiman bin Dawud as. disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, kemudian beliau diberi harta dan kerajaan”.

و سئل ابن المبارك من الناس فقال العلماء قيل فمن الملوك قال الزهاد قيل فمن السفلة قال الذين يأكلون الدنيا بالدين و لم يجعل غير العلم من الناس لأن الخاصية التى يتميز بها الناس عن سائر البهائم هو العلم فالإنسان انسان بما هو شريف لأجله وليس ذلك بقوة شخصه فان الجمل أقوى منه ولا بعطمه فان الفيل أعظم منه ولا بشجاعته فان السبع أشجع منه ولا بأكله فان الثور  أوسع بطنا منه ولا ليجامع فان أخسّ العصافير أقوى على السفاد منه بل لم يخلق الا للعلم

Ibnul Mubarak ditanya: “Siapakah manusia itu?”

Ia menjawab: “Para ulama”.

Ditanyakan lagi: “Siapakah para raja itu?”.

Ia menjawab: “Orang-orang yang zuhud”.

Ditanyakan lagi: “Siapakah orang rendahan itu?”

Ia menjawab: “Orang-orang yang memakan dunia dengan agama”. Ia memasukkan orang yang tidak berilmu ke golongan manusia, karena kekhususan yang membedakan manusia terhadap seluruh hewan adalah ilmu. Maka manusia adalah manusia yang menjadi mulia karena ilmu.

Kemuliaan itu bukan karena kekuatan dirinya, karena unta itu lebih kuat dari padanya.

Dan bukan karena besarnya, karena gajah itu lebih besar dari padanya.

Dan bukan karena beraninya, karena binatang buas itu lebih berani dari padanya.

Dan bukan karena makannya, karena lembu itu lebih besar perutnya dari pada perutnya.

Dan bukan karena bersetubuhnya, karena burung pipit yang paling rendah itu lebih kuat untuk bersetubuh dari padanya. Bahkan manusia itu tidak dijadikan (tidak diciptakan) kecuali karena ilmu.

Referensi: Kitab Ihya Ulumuddin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keberadaan Guru Ngaji TPQ, Madin, dan Majelis Ta'lim di Pelosok Desa: Kontribusi Nyata Pondok Pesantren untuk Umat dan Bangsa

Bobotsari_Monitoring ZI Kankemenag Purbalingga

Dampak Negatif Judi Online: Akar Masalah di Balik Banyak Kasus Kriminal