Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Maslahat Perlu Komitmen Nyata, Bukan Sekadar Tepuk Sakinah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Maslahat Perlu Komitmen Nyata, Bukan Sekadar Tepuk Sakinah
Istilah "keluarga sakinah, mawaddah, warahmah" (SAMAWA) sering digaungkan dalam berbagai forum pernikahan, bimbingan pranikah, hingga kegiatan penyuluhan agama. Bahkan, akhir- akhir ini sedang viral “Tepuk Sakinah”, sebuah yel-yel semangat yang berbunyi:
Berpasangan Berpasangan Berpasangan(tepuk tangan 3 kali) Janji kokoh Janji kokoh Janji kokoh(tepuk tangan 3 kali) Saling cinta Saling hormat Saling jaga Saling ridhoMusyawarah untuk sakinah Mashlahah!(ulangi dari awal satu kali lagi) Saling cintaSaling hormat Saling jaga Saling ridhoMusyawarah untuk sakinah Mashlahah!
Meski tampak seru dan menggugah semangat, sayangnya “Tepuk Sakinah” cenderung menjadi slogan kosong bila tidak dibarengi dengan pemahaman dan komitmen yang sungguh-sungguh. Artikel ini mencoba mengkritisi fenomena tersebut dan menekankan bahwa mewujudkan keluarga SAMAWA MASLAHAT memerlukan usaha nyata dan kesadaran kolektif, bukan sekadar euforia seremonial.
1. Sakinah Bukan Sekadar Disorak, Tapi Diperjuangkan
Keluarga sakinah berarti keluarga yang tenang, damai, dan penuh ketentraman. Ini tidak bisa dicapai hanya dengan tepuk tangan atau jargon semangat. Ketentraman dalam keluarga dibangun melalui:
Komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan.
Manajemen emosi yang baik, terutama dalam menghadapi konflik.
Penguatan nilai spiritual sebagai pondasi bersama.
Tanpa komitmen untuk membangun hal-hal tersebut, maka "sakinah" hanya akan jadi kata-kata manis di awal pernikahan, tapi kosong dalam praktiknya.
2. Mawaddah dan Warahmah Bukan Sekadar Kata, Tapi Sikap Nyata
Mawaddah berarti cinta yang penuh hasrat dan kasih.
Warahmah berarti kasih sayang yang penuh kelembutan dan pengertian.
Sayangnya, banyak pasangan yang hanya hafal istilah ini tapi gagal menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatnya angka kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, hingga pengabaian tanggung jawab keluarga adalah bukti bahwa nilai mawaddah dan warahmah belum benar-benar dipahami.
Cinta dan kasih sayang tidak cukup ditampilkan saat foto pre-wedding atau di caption media sosial, tapi harus diwujudkan dalam bentuk kesabaran, pengorbanan, dan kesetiaan dalam menghadapi dinamika rumah tangga.
3. Maslahat: Dimensi Sosial yang Sering Dilupakan
Penambahan kata "maslahat" dalam akronim SAMAWA sejatinya memiliki makna mendalam: bahwa keluarga tidak hanya baik untuk dirinya sendiri, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Namun, banyak yang melupakan aspek ini. Keluarga ideal justru kini sering menjadi gambaran yang eksklusif: serba estetik, individualis, dan jauh dari persoalan sosial. Padahal, keluarga maslahat seharusnya:
Mendidik anak-anak yang peduli terhadap lingkungan dan sesama.
Berkontribusi pada kebaikan masyarakat.
Menjadi pelopor nilai-nilai luhur di lingkungannya.
Tanpa kesadaran ini, keluarga hanya akan menjadi unit egoistik yang terputus dari realitas sosial.
4. Perlu Gerakan Nyata, Bukan Sekadar Yel-yel
Tepuk sakinah boleh jadi menyenangkan dalam forum, tetapi jangan sampai ia menjadi tameng yang menutupi kegagalan kita dalam membina keluarga.
Penyuluh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pernikahan perlu mengarahkan kembali fokusnya:
Dari seremonial ke substansi pembinaan keluarga.
Dari yel-yel ke bimbingan pranikah yang berkelanjutan.
Dari selebrasi ke refleksi dan pendampingan nyata dalam krisis rumah tangga.
Kesimpulan: Komitmen Bersama adalah Kunci
Mewujudkan keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Maslahat bukan perkara mudah, apalagi instan. Ia membutuhkan komitmen dua arah, usaha terus-menerus, dan dukungan dari lingkungan.
Tepuk sakinah bisa menjadi pemicu semangat, tetapi jangan sampai berhenti di tangan yang bertepuk. Biarlah semangat itu menular ke dalam tindakan: lebih banyak mendengarkan pasangan, lebih sering bersabar, lebih tulus mencintai, dan lebih ikhlas memberi manfaat bagi sesama.
Karena keluarga SAMAWA bukan dibangun dengan slogan, tetapi dengan keteladanan dan kerja keras yang berkesinambungan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar